Gairah Kaderisasi di PDI Perjuangan Jawa Tengah

Pendidikan dan pelatihan sebagai ujung tombak kaderisasi memegang peran penting dalam setiap organisasi termasuk partai politik. Dari perspektif manajemen strategis, kaderisasi berada dalam kerangka pengembangan organisasi yaitu suatu proses penyempurnaan yang
terencana dalam fungsi menyeluruh suatu organisasi (Albrecht, 1985:3)
. Ada dua dimensi utama kaderisasi yaitu secara terstruktur, fungsional dan tidak terstruktur. Kaderisasi terstruktur dilakukan secara terencana, melembaga, berjenjang, dirancang dalam kurikulum dan bahan ajar dengan keluaran yang terukur.

Kaderisasi fungsional merupakan istilah yang menunjuk pada kegiatan kaderisasi yang diselenggarakan guna menyiapkan kader partai yang akan mengisi jabatan-jabatan politik. Selain itu, ada juga kegiatan mendidik dan melatih sumber daya manusia yang disiapkan untuk terjun ke masyarakat, mengembangkan diri dilandasi minat, bakat, atau pilihan profesi. Kaderisasi yang tidak terstruktur sifatnya insidentil misalnya dengan memanfaatkan momentum tertentu berupa pidato politik pemimpin partai untuk peringatan hari-hari besar nasional, kongres, rapat kerja, ulang tahun partai atau yang khas dari PDl Perjuangan ialah kegiatan “Bulan Bung Karno” yang digelar dalam serangkaian kegiatan konstruktif.

Peraturan PDl Perjuangan No. 09 Tahun 2015 Pasal 1 (4) menegaskan bahwa kaderisasi partai adalah Sistem Pendidikan bagi Anggota Partai untuk dibentuk dan dididik menjadi Kader Partai yang dilaksanakan secara berjenjang yaitu : Kaderisasi Tingkat Pratama, Kaderisasi Tingkat Madya dan Kaderisasi Tigkat Utama. Kaderisasi Tingkat Pratama diselenggarakan oleh DPC Partai dibantu oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Cabang partai sebagai pelaksana teknis.

Kaderisasi Tingkat Pratama dapat diselenggarakan apabila jumlah pesertanya minimal 30 orang. Materi ideologi kaderisasi Tingkat Pratama bersumber dari ajaran Bung Karno dan Ketua Umum Partai yaitu: Lahirnya Pancasila 1 Juni 1945, Nasionalisme, Membangun Dunia Kembali 1960, Marhaenisme sebagai Teori Perjuangan, Kapitalisme bangsa sendiri Tahun 1932, dan Pidato Ketua Umum pada Pembukaan Kongres lll Bali dan pidato Ketua Umum lainnya. Pada tanggal 17 dan 18 Desember 2016 DPC PDl Perjuangan Kabupaten Banyumas telah menye­ lenggarakan Kursus Kader Tingkat Pratama.

Kaderisasi diharapkan dapat membentuk sumber daya manusia kader partai yang mengenal, mendalami, dan memahami ideologi dan program partai politik untuk tujuan dan manfaat memperkuat loyalitas dan militansi anggota, menyiapkan calon pemimpin dan regenerasi, serta pengembangan fungsi dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Di negara-negara yang baru merdeka partai politik juga dituntut berperan memupuk identitas nasional dan integrasi nasional. Partai politik ada kalanya menempatkan kepentingannya di atas kepentingan negara sehingga melalui kaderisasi juga diajarkan tentang loyalitas taat, atau setia pada partainya (Budiardjo, 2008:408).

Kaderisasi PDI Perjuangan Jawa Tengah Badan Pendidikan dan Latihan Daerah (Badiklatda) yang merupakan organ di bawah Wakil Ketua Bidang Kaderisasi dan ldeologi DPD PDl Perjuangan Jateng. Pada 31 Maret sampai dengan 3 April 2016, Badiklatda memulai debutnya dengan mengemban tugas sebagai “trainer” dalam kegiatan kaderisasi yaitu “Training of Trainer” (TOT Diklat Kaderisasi). Kegiatan ini diikuti ketua dan sekretaris PAC se-Jateng. Tujuannya untuk menghasilkan tenaga pelatih yang andal, menguasai basis, paham ideologi, dan memiliki integritas, dan dedikasi tinggi dalam pelaksanaan tugasnya.

Materi yang disajikan meliputi tes psikologi, pre test, post test, tes kepartaian dan ideologi, materi ideologi dan kepartaian, simulasi, diskusi kelompok, orientasi lapangan, dan “game indor” dan “outbond”. Tahun lalu, pada 15 September sampai dengan 18 September 2016 di Balai Pendidikan Sumber Daya Manusia Pertanian Jateng, di Soropadan, Temanggung, dilaksanakan Pendidikan dan Pelatihan bagi Ketua PAC tujuh Kabupaten/Kota dalam rangka pemenangan Pilkada. Peserta datang dari Salatiga, Jepara, Pati, Banjarnegara, Cilacap, Brebes, Batang.

Tujuan kegiatan ini terdiri: tujuan umum yaitu meningkatkan kualitas ketua PAC agar mempunyai kemampuan memimpin pergerakan pemenangan pilkada untuk memenangkan Pilkada di tujuh kabupaten/kota. Sedangkan tujuan khususnya adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan berbagai hal mengenai tugas-tugas PAC dalam setiap tahapan pilkada. Selain itu adalah mening­ katkan kemampuan ketua PAC dalam melakukan pemetaan, penggalangan, peng­ amanan suara, dan menyusun rencana kerja pemenangan pilkada.

Penutup
Ada beberapa alasan yang relevan dan strategis dikemukakan secara singkat di akhir tulisan ini. Pertama, partai politik didirikan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan, oleh sebab itu kaderisasi harus dilakukan dengan memuat materi tentang nilai-nilai politik agar antar generasi dalam partai politik konsisten sadar-politik dan mempunyai kesinambungan tentang hak dan kewajiban politik serta jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan politik.

Kedua, dalam tataran praksis partai politik selalu dihadapkan pada rivalitas dan kompetisi ketat di antara organisasi sejenis untuk alasan dan tujuan politik yang sama yakni meraih kekuasaan politik, mengalokasikan dan mendistribusikan kader-kadernya pada jabatan-jabatan politik guna mewujudkan dasar perjuangan partai dalam kerangka organisasi negara.

Ketiga, kaderisasi adalah sarana mendidik anggotanya menjadi manusia calon pemimpin yang sadar akan tanggung jawabnya sebagai warganegara dengan menempatkan kepentingan sendiri di bawah kepentingan nasional. Keempat , dari perspektif ideologi atau ” plat form” partai politik, melalui kaderisasi memperjelas garis dan aliran politik, nilai-nilai politik yang diajarkan serta tujuan yang hendak dicapai sekaligus menjadi ciri atau faktor pembeda antara satu partai dan partai lainnya.

( Derap Juang )

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*