Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri mengumumkan, PDI-P kembali mengusung Joko Widodo sebagai capres dalam Pemilu 2019. Kejutan lainnya adalah siapa yang akan menjadi calon wapres pendamping Jokowi.
Aula tempat diselenggarakannya acara pembukaan Rapat Kerja Nasional III Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Jumat (23/2) sore, semarak dengan teriakan dan tepuk tangan peserta. Mereka mengelu-elukan Presiden Joko Widodo yang resmi diusung kembali oleh PDI-P untuk berkontestasi di Pemilu Presiden 2019. Perasaan ratusan kader dan pengurus PDI-P itu campur aduk, antusias, bahagia, tetapi juga bingung dan terkaget-kaget.
Bagaimana tidak, dari 966 orang yang hadir di acara pembukaan Rakernas PDI-P itu, hanya segelintir yang menyangka bahwa Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri akan mengumumkan keputusan prerogatifnya untuk kembali mencalonkan Jokowi, Jumat sore. Para peserta Rakernas mengira acara pembukaan rapat yang diadakan tertutup dari publik itu akan berlangsung cepat dan biasa-biasa saja.
Pasalnya, jadwal acara yang diterima para kader dan pengurus DPP PDI-P itu bahkan tidak mencantumkan agenda Presiden Jokowi memberikan kata sambutan dalam pembukaan rakernas. Desas-desus bahwa Megawati akan mengumumkan pencalonan Jokowi di acara pembukaan juga tidak santer terdengar.
Oleh karena itu, ketika di penghujung pidato pembukaannya Megawati tiba-tiba mengungkit tentang kebutuhan Indonesia memiliki pemimpin yang memadai untuk menjawab tantangan bangsa ke depan, lalu menyebut nama Jokowi sebagai calon presiden yang akan diusung kembali oleh PDI-P, semua peserta pembukaan rakernas terkejut.
Mereka saling pandang dan mengekspresikan keterkejutan mereka. Bahkan, Ketua Panitia Pengarah Rakernas III PDI-P Sukur Nababan juga kaget. Namun, rasa kaget itu cepat berganti dengan euforia antusiasme. Suasana pun spontan riuh dengan seruan kegembiraan diiringi gemuruh tepuk tangan. Para kader langsung mengacungkan tiga jari simbol metal ke udara, sesuai nomor urut PDI-P sebagai peserta Pemilu 2019.
“Saya sampai bergurau, wah, Pak Sekjen (Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto), rahasianya bener-bener disimpan rapat, ya, sampai pengurus inti DPP (PDI-P) tidak tahu, ha-ha-ha,” ujar Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P Hendrawan Supratikno.
Hasto hanya tersenyum simpul menanggapi kekagetan mayoritas kader dan pengurus PDI-P. Ia menceritakan, sebenarnya, pencalonan Jokowi untuk Pemilu Presiden 2019 sudah diputuskan dalam pertemuan Jokowi dengan Megawati di Istana Batutulis, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (20/2). Pertemuan empat mata tersebut menyepakati untuk mengumumkan pencalonan Jokowi di acara pembukaan rakernas. “Memang tujuannya biar bikin kaget,” ujar Hasto.
Cara PDI-P mengumumkan pencapresan Jokowi kali ini memang berbeda dari sebelumnya. Pada 2014, pengumuman Jokowi sebagai capres PDI-P dilakukan secara resmi melalui keterangan pers. Saat itu, 14 Maret 2014, Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDI-P Puan Maharani membacakan surat perintah harian Megawati yang isinya mendukung Jokowi sebagai capres PDI-P.
Pengumuman itu didahului rapat pleno DPP PDI-P semalam sebelumnya. Sejak tiga hari sebelumnya, sudah terdengar kabar juga bahwa PDI-P akan mengumumkan pencalonan Jokowi. Indikasi itu semakin kuat dengan sinyal-sinyal politik, seperti ketika Jokowi diajak ikut Megawati berziarah ke makam Bung Karno di Blitar, Jatim.
Sebenarnya, tepat sehari setelah pertemuan empat mata Mega dan Jokowi di Istana Batutulis, Rabu (21/2) siang, desas-desus bahwa PDI-P akan kembali menetapkan Jokowi sebagai capres sudah didengar sejumlah wartawan Istana.
Penetapan Jokowi sebagai capres PDI-P disebutkan akan dilakukan secara internal di pembukaan Rakernas III PDI-P. Setelah ditetapkan internal dalam Rakernas PDI-P, nama Jokowi sebagai calon presiden RI asal PDI-P hanya akan diumumkan di sejumlah media sosial.
“Kami akan umumkan lewat medsos. Tujuannya untuk menguji respons publik terhadap capres dari PDI-P dan tokoh itu sendiri serta peluang calon wakil presiden yang akan mendampinginya di Pemilu 2019. Bagaimana persisnya, kita lihat saja karena tidak ada pengumuman resmi,” kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Kemarin, Pramono menyatakan bahwa Presiden akan memberikan keterangan terkait pencalonannya, setelah kunjungan terakhir di Benoa. Dan, benar, di sela kunjungan terakhirnya di Bali itu, Jokowi, yang mengenakan kopiah hitam sebagai simbol nasional, meladeni pertanyaan wartawan lalu mengonfirmasi bahwa ia dipercaya PDI-P untuk kembali menjadi capres. Masyarakat yang berada di sekitar lokasi wawancara dadakan itu pun spontan bertepuk tangan dan meneriakkan nama Jokowi.
Strategi dadakan PDI-P itu membuahkan satu hari yang mengejutkan, bukan hanya untuk publik, melainkan juga bagi internal partai berlambang banteng itu. Setengah berseloroh, Hendrawan berharap tidak ada lagi kejutan terkait Pilpres 2019. “Kalau mau bikin serangan jantung kader, sebaiknya cukup satu kali saja. Jangan berturut-turut. Kejutan, kan, harus dicicil juga, ha-ha-ha,” katanya.
Sepertinya, kejutan berikutnya adalah siapa calon wakil presiden pendamping Jokowi di Pemilu 2019. Hei, hei, siapa dia ….
( Sumber : Kompas )
Be the first to comment