SEMARANG – Gubernur Jateng nonaktif Ganjar Pranowo menyatakan, solusi pendidikan Indonesia bukan dengan meniru sistem dari Finlandia. Namun pendidikan harus dikembalikan pada substansi mendidik yakni menempa moral dan etika manusia.
“Saya pernah ke sana (Finlandia) ke LAN-nya, pejabat tingginya orang partai, saya tanya bagaimana anda memisahkan kepentingan politik dan profesionalisme birokrasi. Jawabnya etika,” katanya dalam dialog dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jawa Tengah di Kantor PGRI Jalan Lontar Semarang, Sabtu (2/6).
Suami Siti Atikoh itu bercerita juga bagaimana ia menggulirkan Peraturan Gubernur tentang pembatasan emisi kendaraan di lingkungan Pemprov Jateng. Setiap hari Jumat, seluruh pegawai termasuk gubernur dilarang membawa kendaraan pribadi. Boleh naik sepeda, jalan kaki, atau kendaraan umum.
“Tapi saya cabut lagi pergub itu karena semua cheating (curang), bawa mobil diparkir di Taman KB. Ironisnya yang pertama kali melanggar itu satpol PP yang seharusnya menegakkan pergub. Jadi ini soal moral dan etika, sistem dan regulasi nanti dulu deh,” katanya.
Maka soal etika harus selesai ditingkat pemimpin, penegak hukum, dan pengajarnya sendiri. Ganjar mengaku sedih ketika mendapati kenyataan masih banyak guru yang nyogok untuk naik pangkat jadi kepala sekolah. Ia juga prihatin ada orang yang mau mendirikan sekolah tapi mencoba kolusi.
Soal ini berpangkal pada cerita Ganjar ketika dihubungi seseorang yang ingin mendirikan sekolah SMA. Orang itu menyatakan akan mendukung Ganjar pada Pilgub jika izin pendirian sekolah diterbitkan.
“Saya bilang silahkan mendaftar nanti diverifikasi, eh dijawab ‘wong mau didukung kok nggak mau bantu’, saya balas lagi kalau mendukung silahkan, kalau pakai syarat tidak usah,” tegasnya.
Dialog dihadiri Ketua PP PGRI Jateng Widadi, Ketua Dewan Kehormatan Guru Indonesia PGRI Sudharto, Rektor Universitas PGRI Muhdi serta puluhan pengurus dan anggota PGRI Jateng lainnya.
Dalam dialog, PGRI mengakui kinerja impresif Gubernur Ganjar pada periode pertama dalam dunia pendidikan. PGRI menyatakan siap bekerja sama lebih intensif dengan Ganjar Pranowo ketika nanti menjabat lagi pada periode kedua.
“Kami siap diajak bicara lagi ke depan,” tegas Widadi.
Sudharto menyoroti tanggung jawab pendidikan lebih baik dikembalikan ke sekolah. Ia yakin kepala sekolah mampu mengemban amanat itu. “Pendidikan karakter, budi pekerti akan jalan, dikembalikan ke sekolah saja,” katanya.
Sedangkan Muhdi mengapresiasi inisiatif Ganjar dalam memperjuangkan nasib guru guru tidak tetap hingga ke Presiden Jokowi. Berkat perjuangan Ganjar bersama PGRI, pemerintah pusat menyatakan akan merekrut 100 ribu guru.
“Semoga bapak terpilih lagi sehingga bisa bekerjasama lebih baik lagi. Kami siap membantu bapak dalam berkontribusi memikirkan pendidikan di Jawa Tengah,” tegas Rektor UPGRIS.
Beberapa usulan lain yang menarik dibahas adalah agar pejabat di dinas pendidikan ditempati orang-orang yang berkompeten. Selain itu juga diusulkan bantuan alat kesenian seperti gamelan di sekolah-sekolah.
Be the first to comment