Inilah Kisah Nenek Saenah yang Mendapat Bantuan dari Ganjar Pranowo

Inilah Kisah Nenek Saenah yang Mendapat Bantuan dari Ganjar Pranowo Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Inilah Kisah Nenek Saenah yang Mendapat Bantuan dari Ganjar Pranowo

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jateng menjadikan kemiskinan nenek pencari daun jati sebagai materi debat Pilgub Jateng. Selepas debat ternyata nasibnya tak juga berubah, sebelum Ganjar Pranowo akhirnya turun tangan. Saenah nama nenek itu.

Pada debat kedua Pilgub Jateng, KPU menampilkan video kesehariannya yang memprihatinkan. Saenah memetik daun jati untuk dijual di pasar. Upahnya Rp 30 ribu sehari. Jarak lokasi pemetikan dengan pasar memakan waktu tempuh tiga jam, bila jalan kaki.

Usai video berakhir, dua kandidat calon gubernur berlomba melontarkan solusi untuk mengentaskan Saenah dari jeratan kemiskinan. Namun usai debat hanya Ganjar Pranowo yang ingin mencari keberadaan Saenah.

Inilah Kisah Nenek Saenah yang Mendapat Bantuan dari Ganjar Pranowo

Usai debat kedua malam itu, Ganjar bersama tim pemenangan keluar dari lokasi debat di hotel Best Western Solo Baru, Kabupaten Sukoharjo. Mereka berjalan menuju kawasan pujasera, yang berada persis di seberang hotel. Seperti biasa, Ganjar makan malam sembari mengulas kembali hasil perdebatan.

Di sela makan bersama, pria berambut putih itu pun spontan meminta tim pemenangan mencari tahu tempat tinggal Saenah. “Goleki mas. Kudu ketemu. Mesakne yen mung dadi bahan debat. Kudu diuruske (Cari. Sampai dapat. Kasihan kalau hanya jadi bahan debat. Harus diurusin),” kata Ganjar.

Ucapan Ganjar pun kembali terlontar saat debat terbuka III sesi keempat, di Patra Semarang Hotel and Convention, akhir Juni lalu. Kala itu dia menjawab pertanyaan sang rival, Sudirman Said, yang mengatasnamakan ketidakpuasan warga.

Alumnus UGM itu mencontohkan tayangan video Saenah dalam debat kedua hanya menjadi komoditas politik dalam perdebatan, tanpa tindakan. Tak ada sebulan, tim Ganjar berhasil menemukan keberadaan Saenah.

Perempuan lansia itu warga Desa Gempolrejo, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora. Selanjutnya, Ganjar meminta bantuan Dinas Sosial Jateng untuk menindaklanjuti temuan itu.

Dinsos Jateng pun mengamini permintaan Ganjar. Saenah pun telah diberi bantuan berupa dana rumah tidak layak huni (RTLH) Rp 10 juta dari Baznas dan unit pengumpul zakat (UPZ) Rp 5 juta.

Kepala Dinsos Jateng, Nur Hadi pun memperlihatkan perkembangan perbaikan rumah Saenah melalui akun Twitternya, @nurhadi_a, Selasa (3/7/2018) siang. “Saat ini dalam proses pelaksanaan penyelesaian. Ini beberapa snap kondisi terkini rehab rumah tsb. Barakallah!” tulisnya.

Sumber : Tribun Jateng

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*