Kota Semarang – Salah satu tantangan yang harus diselesaikan oleh pemerintah untuk mengangkat sektor pertanian adalah kelangkaan pupuk dan belum optimalnya saluran irigasi. Pasangan Cagub-cawagub Jateng Nomor Urut 1, Andika-Hendi kemudian berkomitmen untuk menyelesaikan tantangan tersebut.
Dalam pelaksanaan Debat Kedua Pilgub Jateng yang digelar di MAC Majapahit, Kota Semarang, Hendi menjelaskan jika dirinya dan mantan Panglima TNI itu punya program ‘Petani dan Nelayan Naik Kelas’.
Untuk mewujudkannya, saat ini sudah dilakukan inventarisasi kualitas serta kuantitas sarana dan prasarana yang mendukung sektor pertanian.
“Kita lihat data, pertama ada 38 waduk, kemudian 172 embung, kemudian kita sudah melakukan mitigasi, ternyata kondisi rusak sedang mencapai 17%. Maka, pasangan Andika-Hendi akan fokus terkait hal tersebut,” ujarnya.
Peran pemerintah menurut Hendi yang paling sentral ialah bagaimana mengalokasikan APBD, agar sarana dan prasarana pertanian bisa lebih memadai.
“Kita juga bakal melibatkan swasta, perguruan tinggi, untuk bisa melakukan upaya pembangunan waduk ataupun embung lewat CSR, seperti yang sudah dilakukan oleh Pak Rektor Undip,” tambahnya.
Tak hanya itu, Hendi pun turut menyoroti pentingnya riset untuk pertanian. Peran Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRID) baginya mesti dioptimalkan, agar hasil pertanian semakin produktif.
“Kita juga melihat BRID ini penting untuk dikembangkan, untuk kemudian petani secara kesejahteraan meningkat. Kenapa? Karena riset akan membuat benih, bibit dengan kualitas yang lebih baik dengan masa panen yang semakin pendek,” tuturnya.
Terkait dengan kelangkaan pupuk, Hendi mengatakan bahwa kuota nasional dan provinsi mestinya mampu meng-cover kebutuhan petani. Kondisi aktual di mana pupuk menjadi langka dapat terselesaikan apabila pemerintah melakukan pengawasan dan manajelem yang optimal.
“Miris sekali kita mendengar, petani pengen menanam, pupuknya sudah tidak ada,” terang Hendi.
Agar para petani semakin sejahtera, manajemen pasca panen juga harus diperhatikan oleh pemerintah. Sering terjadi ketika panen raya tiba, harga komoditas pertanian anjlok. Kondisi demikian-lah yang akhirnya merugikan para petani.
“Maka, kita akan siapkan gudang, kita akan siapkan BUMD, untuk bisa membeli produk-produk petani saat panen raya atau bahkan kita bisa libatkan swasta, supaya mereka bisa melakukan aktivitas pembelian saat petani panen raya,” pungkasnya.
Tim Editor
Be the first to comment