Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi ) Jawa Tengah menjadi perekat antara PDI Pejuangan sebagai partai nasionalis dan kelompok muslim. Banyak tokoh NU dan Muhamadiyah menjadi pengurusnya. Para santri dan jamaah pengajian Ponpes Roudlotul Quran, Mangkang, Semarang, tak kikuk lagi menyambangi Panti Marhaen. Kantor DPD PDI Perjuangan Jateng di Kata Semarang itu, kini kerap mereka kunjungi ketika menghadiri pengajian rutin yang diselenggarakan Baitul Muslimin Indonesia rnamusil Jawa Tengah.
Di lain waktu, giliran jamaah dari Ponpes Al-Firdaus dan Ponpes Ar-Rohma Semarang, yang datang ke Panti Marhaen. “Tadinya mereka itu takut-takut, wah jebule yo neng kene yo ono mesjide ono musholae, dan itu antusiasmenya tinggi,” ungkap Ketua Bamusi Jateng H. Ali Akhsun Wijaya.
Pengajian rutin itu menjadi salah satu kegiatan Bamusi Jateng selain rutin mengadakan acara peringatan hari besar Islam. Ramadan kemarin, mereka mengadakan acara buka puasa bersama di cabang-cabang kota /kabupaten sekaligus memberi santunan kepada anak yatim piatu. Bamusi juga mengundang ulama dan tokoh agama setempat. “Kita ingin tunjukkan ini lho PDI Perjuangan yang konon ceritanya sebagai kata kanlah partai abangan tapi apa yang kamu pikirkan itu tidak benar!” ungkap Ali Akhsun.
Bamusi adalah organisasi sayap Islam di bawah PDI Perjuangan Para aktivis sering mem-pleset-kannya sebagai “Sayap Kanan” partai berlambang banteng moncong putih. Kelahirannya diprakarsai oleh almarhum Taufik Kiemas yang ingin mengakhiri dikotomi kelompok Islam dan Nasionalis. Setelah berdialog dengan tokoh-tokoh Islam seperti almarhum KH. Hasyim Muzadi dan tokoh Muhamadiyah Din Syamsuddin maka pada 29 Maret 2007, Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Ibu Megawati Soekarnoputri mendeklarasikan berdirinya Bamusi.
“Baitul Muslimin Indonesia pada hakikatnya murni organisasi kemasyarakatan yang ingin menyampaikan syiar Islam dalam kerangka nasionalis berbangsa dan bernegara dengan menjunjung tinggi toleransi beragama,” kata Ketua Umum Bamusi Prof. DR Hamka Haq, MA.
Lima bulan setelah Bamusi Pusat dideklarasikan, DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah membentuk pengurus Bamusi Daerah. H. Ali Akhsun Wijaya menjabat Ketua Bamusi Jateng sejak 2011.
Dalam kegiatannya, Bamusi Jateng banyak melibatkan anggota Ormas NU dan Muhamadiyah. Sebaliknya dua ormas Islam terbesar itu sering melibatkan Bamusi dalam aktivitas dakwahnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Hidayatul Oulub, Ngaliyan, Semarang, KH. Syai£udin Zuhri mengaku akti£ di Bamusi untuk menjaga keseimbangan PDI Perjuangan. “Karena, yang namanya nasionalis itu dari dulu zaman Pak Karno itu selalu bergandengan erat dengan para ulama,” kata tokoh NU Semarang yang menjadi pengurus Lembaga Dakwah Bamusi Jateng.
Tokoh Muhamadiyah Jateng Lukman Hakim juga sering mengisi pengaian-pengajian Bamusi. “Saya ingin nilai-nilai Muhamadiyah mewarnai PDI Perjuangan,” ujarnya.
Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah Bambang Kusriyanto menilai kinerja Bamusi dalam mendukung kegiatan partai sudah bagus. “Yang mesti harus didukung adalah pergerakan mereka yang langsung menyentuh masyarakat dengan dakwah baik di internal maupun di masyarakat secara umum,” kata Bambang Kusriyanto.
( Derap Juang )
Be the first to comment