Ganjar Pranowo mengungkapkan keprihatinannya saat melihat data 27% dari 300.000-an pengguna narkoba di Jawa Tengah berasal dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Menurut Ganjar, data tersebut membuktikan bahwa peredaran obat-obatan terlarang semakin mengancam generasi muda.
Saat memimpin upacara Hari Anti Narkotika International di Halaman Kantor Gubernur, Kamis (12/7/2018), Ganjar mengatakan, “Kalau kita lihat akumulatifnya, ada 300 ribuan yang terlibat (narkoba), 27 persen di antaranya adalah pelajar dan mahasiswa. Artinya, generasi muda kita di Jawa Tengah terancam.”
Kader PDI Perjuangan tersebut menegaskan bahwa segenap elemen masyarakat, khususnya orang tua dan guru, harus benar-benar waspada terhadap ancaman narkoba yang bisa saja hadir di sekeliling putra-putri mereka. Saat ini peredaran narkoba tidak hanya menyasar kalangan dewasa, tetapi juga anak-anak.
“Narkoba saiki mboten mung golek wong sing dewasa. Strategi marketinge tambah maju, regenerasi. Anak-anak nek sampun kecanduan narkoba, masa depan bangsa niku remuk ajur. Mula, kampanye anti narkoba ampun mandek. Carane kudu luwih kreatif. Luwih keren ora nganggo narkoba,” lanjutnya.
Ganjar memberikan contoh bahwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah memiliki program khusus untuk memerangi bahaya narkoba. Organisasi keagamaan yang dipimpin oleh KH Ahmad Darodji itu membentuk gerakan nasional anti narkoba (Gannas Annar).
“Matur suwun kagem para alim ulama, khusus-ipun Ketua MUI Jateng KH Ahmad Darodji, ingkang sakmenika kagungan kegiatan mendukung gerakan anti narkoba. Kula nderek titip, MUI mlebet ning jejaring keagamaan, rumah-rumah ibadah, pondok pesantren diajari. Dados masyarakat nyengkuyung sedanten,” ujar Ganjar.
Ganjar juga menegaskan bahwa residivis narkoba harus memperoleh sanksi yang berat agar jera. Ganjar memberikan contoh saat dirinya pernah memberikan sanksi berat kepada salah seorang ASN di lingkungan Pemprov Jateng yang terbukti mengonsumsi narkoba.
“Saya sebagai gubernur tentu dalam pengelolaan pemerintahan harus disiplin. Kalau ada pegawai yang terlibat, jangan diturunkan pangkat atau dihukum ringan. Harus dihukum berat. Maka itu akan menjadi komitmen sehingga efek jeranya bisa berjalan. Tahun lalu ada yang dicopot. Ketika minta diturunkan pangkat, saya tidak mau, saya minta (dia) dipecat,” ujar Ganjar.
Be the first to comment