Ganjar Pranowo Akan Perbaiki Tempat Tinggal Mbah Kusnari

Jepara – Mbah Kusnari (83), warga Kendengsidialit Singolelo RT 2 RW 3 Welahan Jepara, beberapa kali tersenyum sambil terisak saat dikunjungi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Perasaannya campur aduk saat Ganjar Pranowo memasuki kediamannya yang hanya berukuran 1,5 x 4 meter, Kamis (20/9).

Setelah turun dari mobil, Ganjar segera menuju tempat tinggal Mbah Kusnari. Sempat kebingungan mencari, warga pun menunjukkan tempat tinggal Kusnari yang diapit dua rumah. Setelah salaman, Ganjar pun langsung masuk dan berbincang dengan Mbah Kusnari.

Tempat yang ditinggali Mbah Kusnari berukuran kecil, memanfaatkan tembok dua rumah sebagai pembatas, ditambah triplek sebagai tutup bagian depan. Di bagian dalam terdapat kasur dan almari kecil berbahan plastik. Kondisi tempat tinggal Mbah Kusnari tersebut viral di media sosial. Salah satu netizen kemudian me-mention akun twitter @ganjarpranowo, dan Ganjar pun langsung berkunjung ke kediaman Mbah Kusnari.

“Pindah mawon dhateng panti nggih mbah. Dhateng mriki kan peteng, mboten wonten lampune, nak udan ya bocor (pindah ke panti saja ya Mbah, di sini kan gelap, tidak ada lampunya, kalau hujan juga bocor),” rayu Ganjar. Namun Mbah Kusnari menggelengkan kepala. Penolakan tersebut disambut sorak dan tawa dari warga, setelah tahu jawaban apa yang diberikan Kusnari.

Tidak mau putus asa, Ganjar terus merayu agar Mbah Kusnari bermukim dengan layak. “Misalnya tak damelke kamar dhateng ngajeng pripun?” Tawaran Ganjar kembali ditolak Kusnari. Dia tetap bersikukuh tidak mau meninggalkan ruang 1,5 x 4 meter tersebut. “Lha niki (sambil menunjuk dua rumah yang mengapit) omahe sinten? (rumahnya siapa?),” tanya Ganjar. “Omahe keponakan, sedulur kabeh,” jawab Mbah Kusnari.

Mbah Kusnari memang sudah merasa nyaman dengan tempat tinggalnya tersebut. Sebelum tinggal di situ, Mbah Kusnari tinggal di desa Paren, Welahan Jepara. Murdiyanto (30) salah satu keponakan Kusnari mengatakan, telah 20 tahun bibinya tinggal di situ dan enggan dipindah. “Karena beliau tinggal di situ sendiri. Suami sudah meninggal, anak juga tidak ada,” katanya.

Setelah mendengar beberapa cerita dari warga, Ganjar menawarkan perbaikan agar tempat yang ditinggali Mbah Kusnari menjadi lebih layak. “Nak misale niki tak dandani angsal mboten? Atap, lantai lan tak tumbaske kasur, rak, terus diparingi jendela,” kata Ganjar yang dibalas dengan senyum oleh Mbah Kusnari. Ganjar juga menambahkan beberapa perabot untuk melengkapi. “Kasur purun? Kasure seng kayak apa? Sing mentul-mentul? Owalah sing kapuk?” tanyanya.

Kali ini Ganjar merasa lega karena Mbah Kusnari mau menerima bantuannya. Dia pun menambahkan akan memberikan ranjang, rak, dan lemari. Namun ada syarat yang diajukan Ganjar untuk pembangunan tempat tinggal Kusnari. Ganjar meminta warga supaya pembangunan dilakukan gotong royong. “Direwangi nggih. Disengkuyung bareng (dibantu ya, diatasi bersama),” ujar Ganjar.

Ganjar mengaku salut pada Mbah Kusnari karena kepribadiannya mempertahankan prinsip tidak mau merepotkan orang lain, meskipun itu saudaranya sendiri. Dia pun berjanji akan merenovasi kediaman Kusnari. “Besok tim turun ke sini, insya Allah Minggu depan selesai,” katanya.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*