Banyak peristiwa penting sekaligus penuh sejarah yang terjadi di Indonesia di sepanjang bulan Agustus. Selain kemerdekaan RI yang dikumandangkan di 17 Agustus 1945, ada peristiwa yang tak kalah penting sekaligus bersejarah di 20 Agustus. Tepatnya pada 20 Agustus 2003 atau 21 tahun silam.
Peristiwa penting sekaligus bersejarah itu erat kaitannya dengan Kota Surabaya. Presiden kala itu, yaitu Megawati Soekarnoputri untuk pertama kalinya mencanangkan pembangunan Jembatan Surabaya-Madura yang disingkat Suramadu.
Ground breaking jembatan yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Madura itu dilakukan oleh Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri. Peresmian jembatan tersebut dilakukan oleh Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 10 Juni 2009.
Dalam sebuah kesempatan, Megawati mengingatkan bahwa pemancangan tiang pertama pembangunan Jembatan Suramadu dilakukan olehnya saat masih menjabat sebagai presiden. “Suramadu baru saja jadi. Tapi yang buat tiang pancang pertama adalah Ibu Megawati Soekarnoputri,” ujarnya.
Sejarahnya
Pada 14 Desember 1990, pemerintahan Presiden RI ke-2 Soeharto mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 55 Tahun 1990 tentang Pembangunan Jembatan Nasional Surabaya-Madura.
Setelah lama tertunda, kepastian proyek ini dilanjutkan setelah Presiden Megawati Soekarnoputri mengeluarkan Keppres No. 79/2003 tentang Pembangunan Jembatan Surabaya-Madura.
Jembatan Suramadu memiliki panjang 5,4 Kilometer yang menghubungkan dua wilayah di Jawa Timur ini masuk ke dalam salah satu jembatan yang terpanjang di Indonesia.
Pengerjaan proyeknya mencapai enam tahun, yakni dimulai pada 2003 dan tuntas lalu diresmikan pada 2009. Dua wilayah yang dihubungkan oleh jembatan ini adalah Kota Surabaya dan Madura.
Jembatan Suramadu ini menjadi salah satu pembangunan yang diusulkan oleh Raden Panji Mohammad Noer (Gubernur Jawa Timur pada masa bhakti 1967-1976). Jembatan Suramadu berhasil mencatat sejarah sebagai jembatan tol pertama yang mengizinkan kendaraan roda dua melintas.
Tujuan utama dibangunnya jembatan ini merupakan salah satu langkah strategis untuk mendukung pertumbuhan khususnya di wilayah Madura yang pada saat itu dikabarkan masih tertinggal daripada wilayah Jatim lainnya.
Tim Editor
Be the first to comment