Bupati Tasdi membawa Tiga Pilar partai terlibat aktif dalam pembangunan Purbalingga. Ideologi dan tujuan partai ia implementasikan dalam sejumlah program daerah. Musim hujan kali ini Nurudin bisa tidur nyenyak. Air hujan tak mengucur lagi dari atap setelah rumahnya diperbaiki oleh Pemkab Purba lingga. Rumah warga Desa Danasari, Kecamatan Karangjambu, itu menjadi sasaran program Rehab Rumah Tidak layak Huni (RTLH) yang dicanangkan Bupati Purbalingga Tasdi. “Saya mengucapkan terima kasih kepada Pemda khususnya Pak Bupati Tasdi,” ujar Nurudin seperti dikutip radarbanyumas.co.id
Ada Sekitar 27 ribu rumah di Purbalingga atau 11,6 persen masih berkategori RTLH. “Itu data tahun 2015 begitu masuk 2016 kita bangun 3000 rumah yang artinya terbanyak seluruh indonesia, dan kita dapat MURI karena bupati pertama yang terbanyak merehab RTLH,” paparBupati Tasdi saat berbincang dengan Derap Juang di ruang kerjanya, awal Agustus lalu.
Program rehab rumah awalnya berasal dari gagasan pengurus Anak Cabang saat mem perbaiki rumah pengurus salah satu ranting yang roboh. Tasdi yang menjadi Ketua DPC PDI Purbalingga sebagai simbol Pilar Struktural Partai menangkap aspirasi itu. Demikian pula dengan program-program lainnya. “Kita nerima
dari bawah dari pengurus-pengurus ranting itu dirumuskan di Musrenja (Musyawarah Rencana kerja),” ungkapnya. Musrenja Cabang dilakukan sekali dalam setahun berbarengan dengan Ra kerca b PDI Perjuangan Purbalingga.
Menurut Tasdi saat ini ada 11 anggota Fraksi PDI Perjuangan di DPRD Purbaling ga,sebagai Pilar Legislati£, juga akti£ menjaring aspirasi masyarakat. “Program-program yang dihasilkan adalah apa yang kami serap dari ma syarakat pada waktu reses, kami tuangkan. Se belum membahas APED, kami sud ah kordinasi dulu dengan kader-kader dari PAC-PAC kira-kira apa dari kecamatan masing-masing yang dibu tuhkan,” ujar Ketua DPRD Purbalingga H. Tongat yang juga menjabat Wakil Ketua DPC PDI Per juangan Purbalingga.
Dari hasil turba pilar legislati£ dan struktur partai itulah, Tasdi sebagai petugas partai di Pilar Eksekuti£ menyusun program yang sesuai keinginan masyarakat terutama wong cilik. Maka selain Rehab RTLH, ada program Jam banisasi untuk penyediaan toilet sehat, program Purbalingga Sehat, program Purbalingga Pintar berupa beasiswa untuk anak SD hingga SMA, dan alokasi dana untuk desa di luar Dana Desa pemerintah pusat.
Hampir separuh dari Rp2,87 triliun APBD Purbalingga 2017 digunakan untuk membiayai program-program kerakyatan Bupati Tasdi. Untuk mengamankan pem bahasan APBD, pilar partai di legislatif mempertajam program itu di komisi komisi DPRD agar bisa diterima fraksi fraksi lain.
Berpegang pada Ideologi dan Tujuan Lahirnya program-program pro masyarakat kecil itu mencerminkan pemahaman Tiga Pilar Partai di Purbalingga akan ideologi dan tujuan PDI Perjuangan: “Dalam PDI Perjuangan ada namanya Hasta Prasetya PDI Perjuangan dari program pendidikan, kesehatan, ekonomi kerakyatan, pokoknya program program yang pro-wong cilik. Jadi, kalo kita jadi bupati atau ketua DPRD dari PDI Perjuangan maka roh-nya harus memperjuangkan suara rakyat PDI Perjuangan, suara wong cilik si Marhaen itu, si Marhaen itu kan wong tani, simbol orang kecil,” tegas Bupati yang memimpin 937 ribu penduduk Purbalingga itu.
Tasdi juga melindungi ekonomi rakyat dengan melarang izin baru pendirian gerai ritel modem di Purbalingga. Ia memilih merevitalisasi pasar-pasar tradisional. Setiap tahun dua pasar tradisional direhab. “Kita bicara ekonomi kerakyatanm sehingga saya punya 20 pasar sebelum pasar ini diperbaiki, belum mengizinkan Alfamart-lndomaret, kecuali yang perpanjangan. Nah temyata pasar-pasar tradisional itu kebanyakan orang-orang kita, rakyat kita,” tegas Bupati Tasdi.
Untuk membangkitkan kebanggaan masyarakat sekaligus merintis kedaulatan pangan, Bupati yang rajin melakukan salat subuh berjamaah keliling ini mengenalkan beras unggulan Purbalingga (Rasbangga) dan air mineral kemasan merek lokal “Banyuku”. “Ini melestarikan ajaran Tri Sakti Bung Karno, berdikari di bidang ekonomi mau minum ya minum airnya Purbalingga, kalo Aqua itu dari Danone punya orang Prancis!” ungkap Tasdi dengan logat ngapaknya.
Rasa bangga itulah yang dibagi bagikan kepada warga usai pertandingan sepakbola antara tim Pemda melawan kesebelasan Desa Pengadegan, Kec. Kejobong, awal Agustus lalu. Sepekan sekali, Tasdi bersama tim pemda dan atletatlet Purbalinga mengajak warga bermain bola sebagai bagian dari program sepakbola keliling yang digagas untuk mendekatkannya dengan masyarakat.
Sepakbola yang diiringi pembagian beras juga merupakan cara Tasdi mengkampanyekan Partai secara halus sebagai strategi elektoral. Apalagi dalam kegiatan itu, juga pada pelaksanaan program program lainnya, ia selalu melibatkan kader dan pengurus PDI Perjuangan. “Seperti acara sepak bola ini, acara-acara rehab (rumah), semua terlibat, walaupun di situ tidak boleh pasang bendera partai tapi semua terlibat. PAC harus ikut membagi beras walaupun di situ tidak ada logo PAC PDI Perjuangan. Toh , keliatan semua pake warna merah.”
Kerja-kerja politik Tiga Pilar Partai yang harmonis di Purbalingga menghasilkan moncemya prestasi Bupati Tasdi. Dampaknya, citra PDI Perjuangan meningkat di mata masyarakat Purbalingga. “Silakan survei!” tantang Tasdi yang memulai kariemya sebagai Bendahara PAC tersebut. Sedangkan Ketua DPRD Purbalingga H. Tongat mengatakan, “Yang dulu waktu Pilkada tidak milih kita (Tasdi) kan hidup di desa-desa saat ini mereka semua sudah mendukung dan menyatakan salut terhadap apa yang dilakukan oleh Pak Bupati sekarang.”
Be the first to comment