Purbalingga – Calon Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pulang kampung menjelang bulan suci Ramadan tiba. Sebagaimana masyarakat lainnya, nyadran di makam leluhur telah menjadi tradisi tahunan di keluarga besar suami Siti Atikoh tersebut, khususnya di makam KH Hisyam A Karim.
Bersama keluarga besar, Ganjar Pranowo berziarah ke makam KH. Hisyam A Karim. Pendiri Pondok Pesantren Sukawarah Roudlotus Sholikhin, Kalijaran, Karanganyar Purbalingga itu tak lain adalah kakek dari istri Ganjar, Siti Atikoh Supriyanti.
“Kita mendoakan keluarga, yang sudah menjadi tradisi setiap tahun di keluarga saya untuk mendoakan orangtua yang sudah meninggal. Dan ini pesan buat yang masih hidup, bahwa kita nanti akan mati,” kata Ganjar, Rabu (16/5).
Terlihat seluruh keluarga besar Ganjar Pranowo dan Siti Atikoh dari Purbalingga berduyun-duyun masuk kompleks pondok yang tidak asing di kalangan warga Banyumasan tersebut. Setelah saling sapa, mereka kemudian membersihkan makam para leluhur yang tepat berada di belakang pondok.
“Sehingga tali silaturrahim selalu terjalin, baik yang ada di Kutoarjo maupun keluarga di Purbalingga. Seperti yang di pondok ini. Kebetulan simbah bapak mertua, saudara-saudara, keluarga yang sudah meninggal kumpul di makam pondok ini. Sehingga ini kesempatan bersilaturrahim dengan seluruh saudara, ini pak lek saya yang mengasuh pondok ini,” katanya.
Tentang Mbah Hisyam, Ganjar menilai bahwa simbah dari istrinya tersebut sangat alim dan kharismatik. Meskipun selama ini dia tidak pernah bertemu secara langsung. “Tapi jika kita ketemu warga di sekitar Banyumasan, mereka bercerita ketika saya bilang ‘saya putu mantu Mbah Hisyam’ mereka terus bilang ‘waaah’. Cerita tentang sosok itu saya dengar dari masyarakat dan dari alumni pondok,” katanya.
Bahkan Ganjar mengaku pernah bertemu dengan santri KH Hisyam yang saat ini berada di Arab Saudi. Memang, kealiman KH Hisyam masyhur di kalangan kiai nusantara sehingga banyak yang nyantri di Kalijaran itu. “Betapa cara mereka menghormati Mbah itu sangat luar biasa. Saya membayangkan betapa kharismanya mbah Hisyam sangat luar biasa,” katanya.
Kekaguman Ganjar pada KH Hisyam tidak berhenti di situ, menurut cerita yang dia dengar dari istrinya, bahkan KH Hisyam menunaikan ibadah haji sampai tujuh kali. “Itu zaman dulu. Dengan kondisi pondok pesantren yang sederhana sekali, tapi kekuatan dari masyarakat dan santri dan siapapun yang menghormati, sampai-sampai bisa berhaji tujuh kali,” tandasnya.
Harapannya, dengan segala barokah dari KH Hisyam dan seluruh santri, kebesaran Ponpes Sukawarah Roudlotus Sholikhin tersebut semakin dirasa manfaatnya oleh masyarakat, khususnya yang berada di daerah Banyumasan dan sekitranya.
“Pondok pesantren ini bisa kembali mengulang kejayaan Mbah Hisyam saat mengasuh. Banyak santri, banyak yang ngaji di sini. Dan tentu karena saya bagian dari keluarga sini, kita bantu mendorong kita ajak untuk berhubungan dengan siapapun agar bisa inline seperti dalam program deradikalisasi dan pembangunan karakter. Nah sekarang keluarga dan masyarakat bertemu dan berkumpul, alhamdulillah itu bangunan sedang proses,” tandasnya.
Be the first to comment