Memaknai Ideologi Pancasila di Tengah Era Liberal

Pancasila
Foto: Burung Garuda Pancasila (Ilustrasi)

Kota Semarang – Tanggal 1 Juni diperingati oleh rakyat Indonesia sebagai hari lahirnya Pancasila. Adapun Pancasila sebagai ideologi dan pandangan hidup bangsa ini adalah buah kontemplasi Sang Proklamator, Bung Karno. Saat diasingkan ke Ende, Bung Karno merenungkan jati diri dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia, kemudian mengkritalisasinya menjadi Pancasila.

Ketua DPRD Temanggung, Yunianto mengatakan jika Pancasila sebagai ideologi bangsa terbukti bisa menjadi pedoman untuk mengarungi arus zaman. Pancasila menempatkan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berdikari, serta terbuka terhadap perubahan yang progresif.

Meskipun mampu menjadi ideologi yang terbuka, Yunianto juga melanjutkan jika Pancasila lantas tak membuat bangsa Indonesia kehilangan jati dirinya. Hal itu lantaran sila-sila dalam Pancasila berasal dari akar budaya masyarakat.

“Ada makna statis, di mana sila-sila itu tidak bisa dirubah dan final, karena memang menjadi konsensus dalam kehidupan bernegara. Tapi, ada juga makna dinamisnya, di mana sila-silanya bisa ditafsirkan dan keseluruhannya sesuai dengan konstelasi zaman,” ujar Yunianto ditemui di kediamannya yang beralamat Desa Caruban, Kandangan, Sabtu (01/06/2024).

Mengingat saat ini seluruh negara tengah menghadapi spirit liberal, Yunianto juga berpesan supaya kebebasan yang ada digunakan secara bertanggung-jawab. Ketika kebebasan dimaknai kebablasan, maka hasilnya akan menjadi konflik di masyarakat.

“Di Indonesia itu bebasnya bertanggung jawab, tidak bebas sebebas-bebasnya. Nilai Pancasila menyiratkan supaya kita menjaga persatuan. Jadi, jangan sampai kebebasan yang ada di era liberal ini justru membuat kita berkonflik. Persatuan bangsa tetap yang utama,” tandasnya.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*