Surakarta – Atlet-atlet asal Jawa Tengah yang berlaga di Asian Games 2018 diarak keliling Kota Solo di atas kereta kuda seperti raja dan ratu kerajaan. Arakan atlet itu dikawal sejumlah pejabat dan masyarakat serta diiringi berbagai seni budaya Jateng. Sorak sorai warga pun tak henti di sepanjang rute kirab. Kegiatan apresiasi atlet tersebut diawali dengan upacara di Lapangan Kottabarat yang digelar bersamaan dengan peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) ke-35.
Acara tersebut dihadiri Gubernur Jateng H Ganjar Pranowo didampingi istri Atikoh Ganjar Pranowo, Kapolda Jateng Irjen Pol Condro Kirono, Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo, Forkopimda serta para pejabat terkait lain. Berbeda dengan biasanya di mana dalam setiap kirab, pejabat menjadi pusat perhatian dan duduk di kendaraan hias atau kereta kuda, pada kirab kali ini gubernur, kapolda, wali kota dan pejabat lainnya justru jalan kaki.
Sebagai pusat perhatian, duduk manis di atas kereta kuda adalah para atlet, pahlawan asal Jawa Tengah peraih medali di Asian Games 2018. Kehadiran Aries Susanti, atlet panjat tebing peraih dua medali emas asal Grobogan, kembali menjadi magnet bagi masyarakat. Mereka berusaha untuk meringsek barisan demi bersalaman atau memotret gadis cantik tersebut. Para pelajar tampak histeris melihat Aries Susanti lewat di depan mereka.
Mungkin Aries tak menyangka mendapat sambutan layaknya artis. Permintaan foto pun dilayani dengan ramah oleh Aries. Bahkan Aries merelakan medali emasnya dipegang-pegang warga yang ingin menyentuhnya. Akibatnya, dalam beberapa situasi, sembari berjalan kaki, kapolda pun ikut mengatur barisan dan memberi aba-aba agar masyarakat mundur.
Ganjar Pranowo berjalan agak jauh di belakang dengan menggandeng isterinya, Atikoh Ganjar Pranowo. Keduanya menyusuri pinggir barisan agar lebih dekat dengan masyarakat yang berdiri berjajar. Sementara Rudi, sapaan akrab FX Hadi Rudyatmo, memegang toa, memberi informasi pada warga tentang siapa saja atlet yang diarak.
Kegiatan memasyarakatkan olahraga yang dikemas dengan pentas seni budaya itu juga menyapa warga di kawasan car free day di Jalan Slamet Riyadi kemudian melintasi Jalan Gajah Mada, Jalan Yosodipuro dan kembali ke Lapangan Kottabarat. Kegiatan menggelorakan masyarakat berolahraga tersebut diikuti lima kontingen kecamatan dengan mempertandingkan lima cabang olahraga tradisional. Yakni tarik tambang, bakiak, gobak sodor, kasti, senam.
“Beberapa puluh tahun lalu Porwaso ini dilaksanakan, dan kini kita bangkitkan lagi,” ujar Wali Kota Surakarta. Wali Kota Surakarta selaku inspektur upacara mengatakan, selain Porwaso, Surakarta juga menyelenggarakan Pekan Olahraga Aparatur Sipil Negara. Dalam ajang tersebut, para ASN di seluruh Surakarta bisa bertemu dan saling sapa. Pun demikian Porwaso, selain kegiatan memasyarakatan olahraga sekaligus menjadi sarana mempersatukan seluruh warga dari berbagai kalangan.
Suasana kian riuh ketika Gubernur Ganjar Pranowo bersama Kapolda Irjen Pol Condro Kirono menjajal becak listrik bantuan dari PLN persero kepada Pemkot Surakarta. Usai penyerahan bertuliskan “Becik Bimo” sebagai salah satu uoaya memajukan pariwisata itu, gubernur menaiki becak yang dikemudikan Wakil Wali Kota Surakarta Achmad Purnomo, sedangkan Kapolda menaiki becak yang dikemudikan Wali Kota Surakarta.
“Ini becak listrik. Mengemudikannya ternyata tidak perlu digenjot tapi cukup ditekan stangnya, pantesan tadi pak wali dan wakil kuat mengemudikannya,” ujar Ganjar disambut tawa warga. Selain menyehatkan, kegiatan jalan sehat yang diikuti ribuan warga itu bertabur beraham hadiah menarik. Diantaranya tujuh unit sepeda motor, sepeda gunung, dan beragam peralatan elektronik. Bahkan gubernur juga memberikan lima unit komputer jinjing atau laptop untuk doorprize jalan sehat.
Be the first to comment