Di Balik Kecintaan Bu Mega Terhadap Tanaman

Bu Mega
Foto: Bu Mega (Depan) saat Mengunjungi Taman Botani The Garden of Morning Calm di Gapyong, Korea Selatan pada 27 Agustus 2019

Kota Semarang – Sebuah hal mustahil bagi rakyat Indonesia apabila tidak mengenal sosok perempuan kharismatik mantan Presiden RI Ke-5, Ibu Megawati Soekarnuputri. Ia merupakan tokoh utama yang menahkodai Partai politik terbesar di Indonesia, PDI Perjuangan. Bu Mega, sapaan akrabnya selain mahir di bidang politik dan teguh menjalankan konstitusi, juga dikenal punya kecintaan luar biasa terhadap alam.

Bagi Bu Mega, alam yang lestari dan ekosistem yang terjaga sangat bermanfaat untuk kelangsungan hidup sebuah negara. Pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah pun menurutnya harus selalu memperhatikan analisis dampak terhadap lingkungan. Ia tidak ingin pemikiran yang progresif untuk negara justru melahirkan boomerang yang menghilangkan warisan plasma nutfah bagi generasi selanjutnya.

Kecintaan Bu Mega terhadap alam ini jelas menurun dari ayahnya, Sang Proklamator Bung Karno. Di zamannya, Bung Karno meninggalkan jejak kepemimpinan yang sangat ikonik. Selain memang punya kapasitas yang mumpuni dalam politik, Bung Karno sering terlibat langsung dalam penanaman pohon baik ketika di masa pengasingan maupun saat sedang punya waktu luang. Bahkan, Arab Saudi punya pepohonan yang dinamai ‘Pohon Soekarno’ untuk menghargai jasa-jasanya ketika turut serta dalam menghijaukan lahan yang gersang.

Kembali pada cerita Bu Mega, terdapat kisah menarik ketika ia mengunjungi taman botani yang ada di Gapyong, Korea Selatan bernama The Garden of Morning Calm atau yang memiliki arti ‘tanah pagi yang tenang’. Saat itu, Bu Mega sebenarnya hanya dijadwalkan untuk berkunjung dan melihat tanaman selama 45 menit saja, karena ada agenda sebagai pembicara dalam Demilitirized Zone (DMZ) International Forum on The Peace Economy pada 28-29 Agustus 2019. Tapi, karena taman botani itu begitu terawat dan sangat menawan, Bu Mega akhirnya menghabiskan waktu hingga 3 jam.

Foto: Bu Mega Menikmati Keindahan The Garden of Morning Calm di Gapyong, Korea Selatan dari Tepi Pond Garden (27/08/2019)

Sepanjang perjalanan di The Garden of Morning Calm, Bu Mega tampak serius memperhatikan berbagai jenis tanaman. Terlihat, sesekali ia menyebutkan nama bunga dan pohon yang menurutnya sangat menarik. Saat itu, ia didampingi langsung oleh Ny Lee Young Jaa, isri pendiri taman sekaligus ahli botanis.

Sebagai informasi, taman itu memiliki lebih dari 1.000 varietas bunga dan pohon. Dulunya, taman itu hanyalah sebuah lahan kering tanpa pepohonan. Tapi, karena ada niat untuk membuka taman botani dan ketekunan dalam merawatnya, kini The Garden of Morning Calm dikunjungi tak kurang dari 1 juta orang setiap tahun. Bahkan, taman itu juga menyimpan museum yang berisi perjalanan The Garden of Morning Calm dari awal berdiri hingga saat ini setelah dilakukan berbagai pembaharuan.

Selain memang memiliki hobi terhadap tanaman, di sela kunjungan itu Bu Mega menuturkan bahwa ia memang memiliki cita-cita agar Indonesia nantinya bisa memiliki taman botani yang dikelola dengan baik. Ia menginginkan banyak daerah yang punya taman botani sebagai media edukasi kepada masyarakat agar turut serta menjaga kelestarian alam. Di lain sisi, ia juga punya kekhawatiran terhadap pemanasan global yang semakin meningkat drastis. Untuk itu, maka taman botani yang dikembangkan dengan baik tentu menjadi solusi agar suhu di bumi terus terjaga serta stabil.

Bentuk kecintaan terhadap alam dari Bu Mega ini juga sangat banyak. Misalnya ketika terdapat rapat internal PDI Perjuangan. Seringkali Bu Mega mengumpulkan kulit kacang, sisa camilan rapat untuk dibawa ke rumah untuk dikelola menjadi pupuk organik. Bu Mega juga kerap meminta cucunya untuk membawakan banyak buku tentang tanaman dan bunga. Kebiasaannya juga sangat unik, ketika sedang ada lawatan dan berada di dalam mobil, Bu Mega selalu memperhatikan keluar jendela. Apabila ada tanaman yang menarik pandangan mata, ia meminta sopirnya untuk berhenti dan kemudian ia keluar untuk melihatnya dari dekat.

Karena memang mempunyai pandangan khusus terhadap kelestarian lingkungan, akhirnya hal itu juga terbawa dalam sikap politiknya. Bu Mega punya angan-angan agar Indonesia punya kebijakan khusus untuk perlindungan alam. “Singkat kata, beliau ingin sekali melihat pembangunan kita pembangunan yang hijau dan inklusif, berkelanjutan dan ada pemerataan keadilan,” ujar Ketua DPP PDI Perjuangan yang juga merupakan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Rokhim Dahuri.

Tim Editor

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*