Kota Semarang – Momentum peringatan Hari Lahirnya Pancasila setiap tanggal 1 Juni pada dasarnya memiliki sejarah yang panjang. Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia tidak terlepas dari hasil kontemplasi Sang Proklamator, Bung Karno ketika diasingkan di Ende. Bung Karno menegaskan jika Pancasila digali olehnya dari akar budaya dan kepribadian asli bangsa Indonesia.
Bukti bahwa Pancasila adalah hasil perenungan fikir Bung Karno ini salah satunya pernah diutarakan oleh Mangil Martowidjojo, Komandan Detasemen Kawal Pribadi Resimen Tjakrabirawa yang mengawal Bung Karno dan keluarganya. Ia menyaksikan langsung jika Bung Karno sering datang ke masyarakat untuk memberikan pemahaman terkait Pancasila.
“Saya yakin, rakyat Indonesia lebih mengerti tentang lahirnya Pancasila, karena rakyat jelata mendengar sendiri keterangan itu langsung dari mulut Bung Karno sebagai penggali kelima mutiara tersebut,” kata Mangil dalam Kesaksian Tentang Bung Karno 1945-1967.
Disebutkan juga jika Bung Karno selalu berbicara mengenai Pancasila dalam pidato-pidatonya, termasuk ketika dilakukan rapat-rapat umum bersama para Founding Father. Bahkan pada pidatonya yang terkenal di BPUPKI pada 1 Juni 1945, tidak ada seorang-pun yang menentang Pancasila sebagai gagasan yang digali oleh Bung Karno.
“Ini berarti semua mengetahui dan mengerti, memang betul Pancasila itu Bung Karno yang menggalinya dari Bumi Indonesia,” terang Mangil.
Menurut sejarawan Peter Kasenda dalam buku Bung Karno Panglima Revolusi, pidato Bung Karno pada 1 Juni 1945 berjudul Lahirnya Pancasila kemudian diterbitkan Departemen Penerangan pada 1947. Sebelah tahun kemudian, tepatnya pada 1958 dan 1959, Bung Karno memberi kursus di Istana Negara dan kuliah umum pada Seminar Pancasila di Yogyakarta. Kumpulan pidato itu kemudian disatukan dan diterbitkan buku yang berjudul Pancasila Sebagai Dasar Negara.
Salah satu media cetak, Antara pada 6 Juni 1958 memberitakan bahwa terdapat peringatan Hari Lahir Pancasila di Istana Negara. Momentum itu juga dicatat sebagai peringatan Hari Lahir Pancasila untuk yang pertama kalinya sekaligus seluruh tamu undangan diperkenalkan dengan Mars Pancasila gubahan Sudharnoto.
Dalam pidatonya di acara tersebut, Bung Karno menyampaikan jika Pancasila telah memberi bukti kepada rakyat. Pancasila berhasil untuk menyatukan bangsa Indonesia dari masa merebut kemerdekaan hingga mempertahankannya. Menurutnya, Pancasila adalah suatu weltanschauung atau pandangan hidup. Ia membantah jika Pancasila adalah perasaan dari Budhisme.
Selanjutnya, pada 1 Juni 2016, pemerintah menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 24 Tahun 2016. Hal ini menjadi tanda yang kokoh jika 1 Juni diperingati sebagai Hari Lahirnya Pancasila. Selain itu, dasar hukum ini juga memiliki makna penafsiran jika Pancasila yang lahir pada 1 Juni 1945 adalah buah perenungan Bung Karno, kontemplasi dari akar budaya dan kepribadian bangsa Indonesia.
Tim Editor
Be the first to comment