Semarang – Banyaknya potensi atlet yang tidak terpetakan dengan baik, memunculkan gagasan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk membangun sistem informasi olahraga, sehingga potensi atlet bisa dipetakan.
Ganjar mencontohkan atlet asal Grobogan, Aries Susanti, yang memenangkan kejuaraan dunia panjat tebing di Cina dan M Zohri asal NTB pemenang lomba lari Kejuaraan Dunia Atletik U-20 di Finladia, yang tampaknya tiba-tiba mencuat di publik.
“Waktu pemanjat tebing Aries Susanti dari Grobogan itu menang, sebenarnya wushu juga menang, paralayang juga. Kalau nggah salah ada empat kejuaraan yang bersamaan. Tapi boom-nya yang mana dulu. Habis itu Zohri, geger semuanya. Banyak sekali kita bisa sebenarnya,” tutur Ganjar saat memberi pengarahan kepada 192 atlet dan pelatih Jawa Tengah di Wisma Wushu, Sabtu (11/8) malam.
Menurut Ganjar, sebelumnya publik banyak yang tidak tahu siapa mereka. Seperti apa proses mereka hingga bisa meraih prestasi gemilang. Dan, publik juga tidak banyak tahu, pada saat bersamaan, ada beberapa kejuaraan yang berhasil dimenangkan Indonesia. Jika ada sistem informasi olahraga, dia berpendapat, potensi itu bisa dipetakan sejak awal.
“Saya sudah minta dibuatkan sistem informasi olahraga Jateng. Maka kalau ada atlet berbakat, langsung kita hitungkan, kapan dia juara, untuk event apa, di mana, bagaimana cara kita untuk menyiapkan jadi juara. Dan bagaimana politik anggarannya, bagaimana regulasinya, bagaimana pelatihannya,” jelas dia.
Ganjar meminta Sistem Informasi Olahraga yang dia gagas agar diseriusi oleh KONI dan Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Jateng. Sehingga, semua catatan atlet bisa terukur termasuk dalam mempersiapkan anggarannya.
Sementara itu, Ketua KONI Jateng, Brigjen Purn Subroto menyampaikan terima kasihnya kepada Gubernur Ganjar Pranowo yang telah memberikan insentif bagi atlet maupun pelatih. Insentif tersebut diberikan berjenjang, dari lini 1 hingga 3.
“Atlet di lini 1 sebesar Rp3 juta dengan jumlah 47 atlet, lini 2 sebesar Rp2 juta sebanyak 75 atlet, dan lini 3 sebesar Rp1,5 juta sebanyak 117 atlet ditambah 50 pelatih. Masing-masing pelatih mendapat Rp3 juta setiap bulan selama delapan bulan. Ini sudah kami transfer ke rekening masing-masing,” beber dia.
Pemberian insentif ini, lanjut Subroto, bisa menjadi support, khususnya para atlet muda yang mentalnya masih perlu dibangun.
Be the first to comment