Kabupaten Temanggung – Ada manusia yang raganya telah meninggal, tetapi ide dan gagasannya tetap hidup. Mereka melampaui waktu berkat pemikirannya yang visioner dan mampu memberikan kontribusi positif kepada masyarakat di sekelilingnya. Sang Proklamator, Bung Karno misalnya, tokoh yang telah menghembuskan nafas terakhirnya pada 21 Juni 1970.
Meskipun jasadnya telah disemayamkan 54 tahun yang lalu, tapi warga mana yang tidak kenal dengan nama Bung Karno? Ia adalah tokoh lintas kalangan, baik orang kaya ataupun melarat pasti tau bagaimana perjuangannya dalam memerdekakan bangsa Indonesia.
Ia juga tokoh lintas generasi. Bukan hanya golongan old saja yang tau Bung Karno, kawula muda juga mengenal Bung Karno sebagai salah satu Founding Fathers negara tercinta.
Nama harum yang dimiliki Bung Karno tidak terlepas dari perjuangan politiknya yang berdarah-darah. Ia menolak kesempatan menjadi orang kaya ketika harus bekerja sama dengan pemerintah kolonial. Sebaliknya, ia memiliki jalan yang terjal dan berliku untuk membebaskan rakyat dari belenggu penjajahan.
Bukan hanya negarawan yang mahir berpolitik di lapangan, Bung Karno adalah merupakan intelektual ternama. Gagasannya terhadap konsep berbangsa dan bernegara tidak hanya diakui oleh masyarakat Indonesia saja, tapi juga dunia internasional.
‘Pancasila’ yang digalinya dari kepribadian dan akar budaya bangsa Indonesia adalah contoh di mana Bung Karno memiliki pemikiran yang sangat visioner. Pancasila sebagai ideologi bangsa mampu untuk menyatukan keberagaman masyarakat. Bahkan, Pancasila diakui dunia sebagai ideologi yang bersifat inklusif juga bisa mengakomodir aspek spiritual dan sosial.
Di berbagai forum, Bung Karno juga selalu tampil memukau dengan pidatonya yang berapi-api. Di Forum Gerakan Non Blok, Bung Karno berani mengecam tindakan dualisme politik. Ia juga menegaskan supaya negara-negara lainnya tidak ikut serta pada blok politik yang dapat mengacaukan kedamaian dunia.
Saat Konferensi Asia-Afrika (KAA), Bung Karno juga turut menjadi inisiator forum. Gagasannya diterima seluruh negara, karena dinilai dapat meningkatkan eksistensi negara-negara asia dan afrika di mata internasional. Bung Karno juga menekankan adanya status yang sama antar negara, tidak boleh kerjasama yang dijalin justru hanya menguntungkan satu pihak saja.
Tim Editor
Be the first to comment