Kisah Cinta Ganjar dan Siti Atikoh Supriyanti

Siti Atikoh bercerita, Ganjar Pranowo adalah cinta pandangan pertamanya.

“Semuanya bermula saat kami KKN tahun 1994 di kota Temanggung” tutur Atikoh saat ditemui Tribunjateng.com di kediamannya, Jalan Tengger Timur Nomor 1, Semarang, Jawa Tengah pada Kamis (22/2/2018).
Atikoh bercerita, ia dan Ganjar Pranowo, adalah mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.

Ganjar yang lebih dulu mengambil skripsi, akhirnya dipertemukan dengan Atikoh, juniornya, yang berbeda 3 tahun di momentum KKN. “Kami sekelompok,” terangnya.

Ganjar yang notabenenya adalah seorang aktivis kampus, berhasil mencuri hati Atikoh lantaran jiwa kepemimpinannya yang sudah terlihat semenjak muda. Tidak hanya melanda Atikoh, ternyata cinta pandangan pertama juga melanda masa muda Gubernur Jawa Tengah tersebut. Hal tersebut pernah disampaikan oleh Ganjar Pranowo lewat sebuah media massa di Solo, ” Saat lihat dia, saya sudah yakin ‘ini pasti akan menjadi istri saya kelak’,” ujar Ganjar.

Meski banyak yang bilang bahwa cinta pandangan pertama adalah cinta yang paling rapuh, Atikoh menampik hal tersebut. “Karena kita saling memahami,”

Saat ditanya bagaimana cara Ganjar Pranowo mengungkapkan cinta, Atikoh beberkan bahwa Ganjar sangat miskin kalimat “I Love You,”, Tidak ada pernyataan seperti : “maukah kamu menjadi pacar saya” seperti yang anak-anak zaman sekarang lakukan. Kepada Atikoh, Ganjar hanya berkata bahwa ia ingin menjalani hubungan dengan serius.

“Semoga kita berjodoh,” tutur Atikoh menirukan kalimat Ganjar.

Menaiki Sepeda Untuk Berkencan dengan Atik

Suatu hari saat hendak mengencani Atikoh, motor Ganjar tiba-tiba rusak. Menjelang Maghrib, bus-bus di kota Yogyakarta sudah pulang menuju garasinya. Padahal satu minggu lalu, Ganjar sudah berjanji akan kencani Atikoh.Tak ada alat komunikasi dan tak mau membuat sang pujaan hati kecewa, akhirnya Ganjar menaiki sepeda dari Bantul menuju Pogoh. Mengayuh dua jam lebih dari kota Bantul ke Pogoh, nahasnya kos tempat Atikoh tinggal, hanya buka sampai jam 9 malam.

“Akhirnya kita hanya bertemu belasan menit saja,” ungkap Atikoh.

Long Distance Relationship

Saat orang-orang zaman sekarang menganggap bahwa longdistance adalah cobaan berat, Atikoh hanya bisa menggelengkan kepala. Pasalnya, dizaman belum ada ponsel, Atikoh dan Ganjar mampu menjalani hubungan jarak jauh selama 6 tahun. Ganjar yang harus bekerja sebagai HRD di sebuah perusahaan terkemuka di kota Jakarta, hanya bisa berkomunikasi dengan Atikoh melalui pager.

Berbeda dengan telepon, pager adalah komunikasi satu arah. Perlu diketahui, setiap pager dijual dengan nomor ID tertentu. Nomor tersebut melekat dengan alatnya, hanya bisa diganti oleh teknisi operator atas permintaan khusus. Jika seseorang ingin menghubungi pemilik pager, pertama-tama yang dilakukan adalah menelepon operator pagernya, sebutkan ID yang dituju, sebutkan pesannya, dan terakhir sebutkan siapa pengirimnya.

Hal tersebut yang biasa Atikoh dan Ganjar lakukan. Mereka akan menitipkan pesan kepada operator untuk disampaikan ke kekasihnya. Meski ada Wartel (Warung Telephone), jika ada uang, Atikoh lebih memilih menelepon Ganjar di atas jam 9 malam.

“Karena diatas jam 9, ada diskon 75 persen,”
ungkapnya.

Berbekal kesabaran, kesetiaan, dan perjuangan cinta di Era 90an, akhirnya tahun 1999 keduanya berhasil mengarungi bahtera rumah tangga.Bahkan kini, seorang wanita yang ditemui Ganjar saat KKN, ternyata menjadi sosok hebat dibalik keberhasilan Ganjar memimpin Jawa Tengah.

“Pertama kali saya jatuh cinta adalah saat melihat Mas Ganjar bersosialisasi dengan masyarakat saat KKN. Dengan beliau menjadi gubernur, tentu kegiatan beliau membuat saya kembali jatuh cinta berkali-kali,” pungkas Atikoh

Sumber berita

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*