Pria yang ganteng ini lahir di Tegal, 16 April 1973, sehari- hari hidup di Jakarta dan menjabat sebagai staf khusus Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani. “Saya lahir dan besar di Kota Tegal. Aku kiye pada bae karo njenangan kabeh. Wong aku aduse pas cilik neng perpil kene koh, (Aku sama seperti kalian semua yang warga Tegal. Aku juga mandinya pas kecil di sungai dekat sini),” canda Herujito.
Berbagai pekerjaan pernah ditekuni, mulai dari bidang perminyakan, perbankan hingga konsultan riset politik. Mengabdi di Kementrian tidak serta merta kehilangan jiwa kepemimpinan, yang ternyata sudah terasah sejak dulu, sehingga dengan dukungan PDI Perjuangan serta para sahabat dan relawan, Herujito tertantang untuk mengabdi di kota kelahirannya. Sejak kecil hingga SMA, Herujito memang hidup dan tinggal di Tegal, sebelum akhirnya melanjutkan pendidikan tinggi di Jakarta.
“Dia dulu aktif kegiatan Pramuka di sekolah. Dia selalu ditunjuk jadi ketua regu di pramuka dan ketua kelas, karena kecakapannya dalam memimpin,” ucap Budi Santoso, rekan Heru saat sekolah di SMP 1 Kota Tegal. Sebagaimana sebagaimana dikutip dari situs resmi pemenangan Herugono
Bersama wakilnya, Sugono, mereka mengusung tagline #herugono yang membeberkan 5 progran sempurna yang diusungnya, berupa pendidikan gratis untuk siswa PAUD, dokter jemput pasien, pengembangan Usaha Kecil Menengah, pelayanan birokrasi tanpa antri serta penataan Kampung Nelayan. Heru dan Gono akan membuat Kota Tegal lebih maju dan sejahtera warganya.
Pemberdayaan dan bantuan permodalan untuk pedagang di pasar serta UMKM, selain itu agar kekayaan lokal seperti produk produk perikanan, kuliner dan batik jadi produk unggulan.
Khusus untuk sektor perikanan, menurut Herujito, setidaknya perlu ada skema pembiayaan yang lebih memberikan keadilan terutama bagi nelayan tradisional. Sehingga bisa menghubungkan pengelolaan sumber daya ikan dari hulu ke hilir, dengan penataan kampung nelayan, agar kesejahteraan nelayan dapat meningkat, apalagi Tegal identik dengan kota bahari.
“Melalui e-commers nelayan Kota Tegal, kita bantu mulai dari akses permodalannya, produksi dengan standar yang bagus dan promosi. Agar mencapai pasar secara maksimal dan jangkauannya dapat secara luas,” kata Herujito.
Menurut Herujito, Masyarakat Kota Tegal harus terlibat langsung dalam pembangunan sehingga arah dan program pembangunan dapat selaras dengan kearifan lokal. Karena itu, budaya gotong royong harus dipertahankan dan dipraktekan dalam kehidupan sehari hari. Demi tercapainya tujuan tersebut, Kota Tegal akan menggalakan hari guyub.
“Nanti saya juga akan adakan Hari Guyub Kota Tegal, satu hari dalam sepekan kita kerja bakti bareng. Kabeh untuk Kota Tegal yang lebih baik,” ujarnya.
Dijelaskan Heru, program hari guyub merupakan salah satu satu semboyan tagline #SREG yang diusung pasangan Heru-Gono. “Sreg itu artinya cocok, pas…jika dipanjangkan terdiri dari kata Selaras, Religius, Elok, Guyub. Nah guyub kita ejawantahkan menjadi program hari guyub,” paparnya.
Herujito berharap bahwa program yang ditawarkan akan memberi harapan yang lebih baik terhadap masyarakat dan kota Tegal. Dia berjanji untuk mewujudkan.
“Jika diberi amanah, saya bertekad menjadikan Kota Tegal lebih baik lagi,” tandas Herujito.
( dikutip dari berbagai sumber )
Be the first to comment