Megawati : Saya Mencari Pemimpin, Bukan Penguasa

Megawati Saya Mencari Pemimpin Bukan Penguasa

PDI Perjuangan mengusung tema : Mencari Pemimpin, Bukan Penguasa, dalam menghadapi Pilkada serentak 2018. Penegasan tema itu disampaikan Ketua Umum PDI Perjuangan Ibu Megawati Soekarnoputri dalam mengumumkan calon gubernur dan wakil gubernur yang diusung partai, di Kantor DPP PDI Perjuangan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, pada Minggu, 4 Januari 2017.

Berikut ini kutipan pidato Ibu Megawati ketika mengumumkan pasangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin Maimoen sebagai Calon Gubernur Jawa Tengah bersama Calon Gubernur Sumatera Utara dan Kalimantan Barat.

Tema khusus pengumuman pasangan calon gubernur dan wakil gubernur hari ini kembali pada hal yang paling mendasar: bahwa saya mencari pemimpin bukan penguasa. Pemimpin yang dihadirkan untuk rakyat. Pemimpin yang benar-benar “mumpuni” yang lahir dari proses demokrasi yang jujur dan berkeadaban.

Pemimpin dan kepemimpinan adalah sebuah proses yang lahir dari kawah candradimuka kaderisasi bangsa. Mereka yang saya calonkan, lahir dari berbagai spektrum wadah kepemimpinan. Ada yang yang berasal dari kaderisasi kepemimpinan internal partai; dari kalangan profesional, aparatur sipil negara, TNI, dan POLRI, maupun tokoh masyarakat. Kesemuanya telah berproses dalam romantika, dinamika, dan dialektika yang tumbuh dan hidup di tengah rakyat. Pendeknya, mereka yang saya calonkan, harus memahami apa yang dimaksudkan dengan menangis dan tertawa bersama rakyat.

Kepemimpinan harus dilihat dalam perspektif ideologis, dengan memahami sejarah, dan suasana kebathinan serta tujuan bangsanya sendiri. Pemimpin yang memahami jati diri bangsanya akan menjadi pemimpin yang berdedikasi bagi rakyat, bangsa, dan negara.

Mengapa saya cari pemimpin rakyat? Sebab watak politik yang sejati itu “suci” karena ia wajib melayani kepentingan bagi kemanusiaan dan kebangsaannya. Oleh karenanya, politik dan perjuangan politik itu harus berkeadaban. Politik bukan asal menang-menangan apalagi menghalalkan segala cara.

Kemenangan dalam pilkada ini seolah segala-galanya. Demi kemenangan semua cara dilakukan, termasuk politik hitam yang penuh dengan kekejian. Marilah kita renungkan kembali, apakah seperti ini wajah demokrasi yang kita inginkan? Apakah hati nurani, kesantunan politik, etika dan moral begitu mudah dikorbankan hanya demi ambisi kemenangan itu?

Saya sungguh gelisah melihat apa yang nampak akhir-akhir ini. Politik dilepaskan dari etika, moral, kebudayaan dan keadaban politik.

Untuk itulah pengumuman pasangan calon gubernur dan wakil gubernur ini diadakan di Lenteng Agung. Di sinilah fungsi pendidikan politik dan kaderisasi politik dilakukan. Di sinilah kita percaya, bahwa melalui Partai Politik, seharusnya hal-hal ideal tentang cita-cita kemanusiaan; tentang bagaimana membangun bangsa dan negaralah yang seharusnya diperjuangkan.

IBU MEGAWATI SOEKARNOPUTRI
KETUA UMUM PDI PERJUANGAN

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*