Kisah Pendek Dari Sukoharjo

Perawakannya pendek dan sedikit gemuk. Dia adalah Sriyanto, S.H., kader senior PDI Perjuangan Kabupaten Sukoharjo. Karena perawakannya tersebut, Sriyanto pun lantas mendapat panggilan “Pendek” dari teman­ temannya. Meski pendek, Sriyanto mempunyai sejarah panjang di partai Marhaen ini, bahkan sudah 4 periode menjadi anggota Fraksi PDI PerjuanganDPRD Sukoharjo.

Penggulingan lbu Megawati Soekarnoputri dari Ketua Umum DPP PDI hasil kongres Surabaya 1993 oleh pemerintah berimbas ke daerah-daerah. “Perpecahan di tingkat pusat juga merembet ke daerah termasuk Sukoharjo yang juga pecah hingga muncul dualisme kepengurusan,” jelasnya. Pendek mengisahkan PDI Pro­ Megawati yang lantas disebut Promeg dipimpin oleh Susmono Adhi Martono dengan Sekretaris FY Heru Samsidjo.

la sendiri sebagai Wakil Sekretaris. Pendek juga mengaku mendapat tugas untuk membentuk Posko Gotong Royong se­ Sukoharjo. Sebagai kader Promeg, Pendek mengaku turut dalam piket di Kantor DPP PDI Jalan Diponegoro 58 yang dikuasasi oleh PDI Promeg. Piket dilakukan untuk meakukan penjagaan karena ada isu yang menyebutkan pendukung Soerjadi akan melakukan penyerbuan. Bahkan, untuk biaya perjalanan ke Jakarta tersebut Pendek harus menjual satu ekor kambing dengan harga sekitar Rp75.000.

Kader Promeg Sukoharjo selamat dari peristiwa kelabu 27 Juli 1996 saat Kantor DPP PDI di Jalan Diponegoro Jakarta Pusat diserbu oleh ‘pendukung Soerjadi’ “Kebetulan puluhan kader Promeg Sukoharjo sudah dalam perjalanan pulang sehingga terhindar dari kasus ‘Sabtu Kelabu’ tersebut,” ujar Pendek yang saat ini menjabat Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Sukoharjo.

Setelah itu, Pendek mengaku PDI di bawah kepemimpinan lbu Megawati Soekarnopurtri menyatakan tidak ikut pemilu 1997 dan diikuti seluruh kader di daerah yang menyatakan golput pada pemilu 1997. Pendek menuturkan, dirinya juga pernah ikut melakukan pengadangan pada Soerjadi yang berkunjung ke Wonogiri. Saat itu, dirinya dan kader PDI Promeg lain dikejar-kejar tentara, bahkan akhirnya ada yang ditangkap dan dipenjara. Pendek sendiri mengaku sempat dipukuli tentara akibat kejadian tersebut.

Disinggung peristiwa apa saja yang tidak akan dia lupakan, Pendek menyebut peristiwa pengadangan Soerjadi ketika berkunjung ke Wonogiri. Dia mengaku saat itu layaknya akan menghadapi perang. Peristiwa kedua adalah ikut piket ke Kantor OPP POI di Jakarta dan ketiga saat dirinya mendapat pukulan rotan.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*