Megawati dan Gelombang Dukungan Akar Rumput

Kota Semarang – Prof. Dr. (H.C.) Hj. Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri, atau yang akrab disapa Ibu Mega, merupakan seorang politisi ulung sekaligus negarawan yang telah melewati berbagai fase penyelenggaraan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Banyak orang mengenal Ibu Mega sebagai seorang Presiden ke-5, sekaligus presiden perempuan pertama dan satu-satunya yang memimpin RI hingga saat ini. Selain itu, dibawah tangan dinginnya ia berhasil memimpin partai politik terbesar di Indonesia, yang notabene merupakan ’partai wong cilik’ yang didukung oleh akar rumput.

Semua berawal 1987, ketika Ibu Mega yang merupakan seorang ibu rumah tangga terjun ke arena politik pasca pengakuan rezim orde baru terhadap Bung Karno sebagai pahlawan nasional. Pada momen tersebut, Ibu Mega bergabung dengan PDI dan menandai kebangkitan Sukarnois -para pengikut Bung Karno di seluruh Indonesia, dan masyarakat akar rumput. Walaupun PDI menempati posisi terakhir pada Pemilu 1987 ini, namun Ibu Mega berhasil terpilih menjadi anggota DPR.

Megawati dan Gelombang Dukungan Akar Rumput
Foto: Kampanye Ibu Mega pada Pemilu 1987 di Jakarta Pusat.

Dukungan ’wong cilik’ kepada Ibu Mega semakin tak terbendung. Hingga akhirnya pada Desember 1993, ia menjadi kandidat Ketua Umum PDI yang paling kuat. Dengan tekanan-tekanan kekuasaan orde baru yang mewarnai kongres, Ibu Mega mengadakan konferensi pers dan menyatakan secara de facto bahwa ia terpilih menjadi Ketua Umum PDI pada menit-menit terakhir izin penyelenggaraan kongres berlaku.

Keterpilihan Ibu Mega membuat pemerintah kala itu merasa gagal dalam membendung kebangkitan Sukarnois dan akar rumput, hingga pemerintah tidak mengakui Ibu Mega sebagai Ketua PDI yang sah. Puncaknya adalah pada 1996, pemerintah orde baru mengadakan kongres nasional khusus PDI di Medan, dan memilih kembali Soerjadi sebagai ketua. Peristiwa ini menyulut perpecahan di internal PDI. Hingga akhirnya pada 27 Juli 1996, terjadi kerusuhan ketika kantor pusat PDI diserang oleh pendukung Soerjadi dan dibantu oleh pemerintah orde baru.

Foto: Ibu Mega berorasi dihadapan ribuan pendukunya ketika unjuk rasa menolak Kongres Medan, Rabu (19/06/1996). (Sumber: Kompas)

Kendati peristiwa itu menjadi kekalahan politiknya, namun dukungan rakyat kecil justru menjadi semakin besar karena kemenangan moralnya. Hingga pasca tumbangnya rezim orde baru ada 1998 karena perlawanan rakyat, Ibu Mega lantas mengonsolidasikan faksi PDI Pro-Mega dengan menggelar Kongres V di Denpasar, yang kemudian menetapkan Ibu Mega sebagai Ketua PDI. Selanjutnya pada 1 Februari 1999 atau menjelang Pemilu, Ibu Mega merubah nama PDI menjadi PDI Perjuangan.

PDI Perjuangan dibawah kepemimpinan Ibu Mega menjadi salah satu partai arus utama reformasi, dan berhasil mengantarkan Ibu Mega menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia pada 1999. Dengan segala dinamika politik yang ada, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang diketuai oleh Amien Rais mencopot Gus Dur dari jabatannya sebagai presiden pada tahun 2001. Kondisi demikian memungkinkan Ibu Mega untuk naik menjadi Presiden Republik Indonesia dan mengumumkan dimulainya Kabinet Gotong Royong.

Foto: Presiden Megawati bersama Wakil Presiden Hamzah Haz dan para menteri Kabinet Gotong Royong.

Tercatat, Kabinet Gotong Royong dibawah kepemimpinan Presiden Megawati berhasil meraih berbagai pencapaian positif bagi perkembangan ketata negaraan dan pembangunan Republik Indonesia. Mulai dari mendirikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), menghentikan aktivitas pertambangan Freeport, membubarkan BUMN terkorup dan merugikan negara pada masa itu yaitu Indosat, mengawal berdirinya Mahkamah Konstitusi, dan masih banyak lagi.

Dalam urusan politik kepartaian, tangan dingin Ibu Mega berhasil merawat dan membesarkan PDI Perjuangan dengan berbagai strategi kaderisasi yang dilakukannya. Hingga pada Pemilihan Presiden 2014 dan 2019, Ibu Mega berhasil mengantarkan salah satu kadernya di PDI Perjuangan yaitu Joko Widodo menjadi Presiden Republik Indonesia.

Foto: Ibu Mega bersama Presiden Joko Widodo yang merupakan seorang kader PDI Perjuangan.

Selain itu, kegemilangan PDI Perjuangan juga dapat dilihat dari pencapaiannya dalam meraih Sertifikasi ISO 55001:2014, yang merupakan sertifikasi standar internasional yang mengatur terkait pengelolaan aset sebuah lembaga, serta Sertifikasi ISO 9001:2015, yang merupakan sertifikasi standar internasional untuk manajemen mutu sebuah lembaga atau organisasi. Dengan adanya capaian sertifikasi ini, membuat PDI Perjuangan diakui sebagai salah satu partai dengan sistem manajemen terbaik se-Asia.

Foto: Perayaan HUT ke-51 PDI Perjuangan di Sekolah Partai pada Rabu (10/01/2024).

Tim Editor

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*